Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Asahan dibawah bimbingan Dosen Deddy Wahyudin Purba, SP. M.Si Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Pinanggripan Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan pada hari Senin (22/5/2022).
Kegiatan Pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk sosialisasi dan edukasi kepada ibu ibu rumah tangga, siswa MIS Nahdlathul Ulama Pinanggripan dan siswa SMK Negeri 1 Air Batu mengenai cara pemanfaatan lahan pekarangan dengan sistem Hidroponik, Vertikultur dan Stek dengan memanfaatkan barang barang bekas.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memanfaatkan lahan pekarangan walaupun kecil dalam menanam sayuran di rumah untuk mempertahankan ketahanan pangan mandiri keluarga dan memperbanyak tanaman sendiri, “Di masa pandemi kita sebagai masyarakat dan konsumen harus lebih selektif dalam memilih bahan pangan yang kita konsumsi sehari-hari, dan akan lebih baik lagi jika kita bisa memproduksi bahan pangan sendiri yang terjamin keamananya” ungkap Ikhsan selaku ketua Kelompok.
Selain mengedukasi, kegiatan pengabdian masyarakat ini juga bertujuan untuk mengajak masyarakat khususnya ibu rumah tangga agar melakukan kegiatan produktif di rumah dalam pemanfaatan lahan pekarangan walaupun sempit dengan teknik penanaman secara hidroponik dan vertikultur, dengan memanfaatkan barang barang bekas seperti bambu, botol air mineral, dll, sehingga pekarangan rumah dapat di pandang asri, indah dan nyaman.
Hidroponik merupakan salah satu cara budidaya tanaman dengan memanfaatkan air yang diberi larutan nurtisi tanpa menggunakan media tanah, metode hidroponik ada berbagai macam dari yang paling sederhana untuk skala rumah tangga sampai metode yang paling modern untuk skala komersial.
Pada kegiatan ini masyarakat diperkenalkan metode hidroponik dan vertikultur yang paling sederhana menggunakan ember bekas dan bahan lain yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar.
Adapun bahan-bahan yang diperlukan untuk menanam dengan sistem hidropinik ini adalah ember bekas, botol plastik, kain flannel, benih sayur, air dan nutrisi hidroponik dan vertikultur berupa pipa paralon bekas/ bambu. Dengan metode ini diharapkan masyarakat dapat mempraktikkannya dirumah dan mampu menghasilkan sayur sendiri yang sehat.
Setelah kegiatan sosialisasi peserta juga diajak untuk mempraktikkan langsung cara menanam hidroponik dan vertikultur serta teknik memperbanyak tanaman dengan sistem stek, adapun tanaman yang ditanaman diantaranya bayam, kangkung dan sawi dimana sayuran jenis ini paling mudah dibudidayakan dan memiliki masa panen yang cukup singkat.
Selain itu peserta juga diberi arahan mengenai pemberian nutrisi hidroponik, dimana pemberian nutrisi ini dilakukan saat tanaman berusia 3 hari setelah semai. Pemberian nutrisi dilakukan 1 minggu sekali dengan dosis 5 ml nutrisi per 1 liter air.
Setelah kegiatan sosialisasi ini harapannya adalah masyarakat dan siswa sebagai pemuda penerus bangsa menjadi lebih produktif dan dapat memenuhi kebutuhan pangan mandiri keluarga sebagai upaya bangkit dimasa pandemi dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah tangga dengan memanfaatkan barang bekas sebagai media pertumbuhan sayur dengan sistem hidroponik dan vertikultur, sehingga ketahanan pangan mandiri keluarga dapat tercapai, ungap Deddy.
0 Komentar